Cari Blog Ini

WAWANCARA SEJARAH PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG



Foto Bersama Nara Sumber :)


HASIL WAWANCARA

Hasil wawancara Nara sumber 1.

            Pada hari minggu tanggal 18 februari, kami (Hilda, febi, dan dhini) mewawancarai seorang nenek yang bernama Neyya yang sekarang tinggal di Kp.Pedurenan RT. 004 RW04 yang hidup pada masa penjajahan Jepang berlangsung di Indonesia.
            Pada saat itu narasumber yang bernama nenek neyya di saat pendudukan Jepang berusia 6 tahun. Pada masa pendudukan Jepang keadaan keluarga nenek neyya sangat sengsara dan kesusahan, pada saat itu belum ada listrik dan keadaannya jika malam datang sangat gelap gulita. Untuk sekedar sesuap nasi pun sangat sulit di dapatkan, karena tidak adanya biaya yang cukup dan tidak ada bahan makanan untuk di makan.
            Pada zaman pendudukan Jepang nenek neyya tidak pernah mengenyan bangku sekolah di karenakan pada saat itu nenek neyya tidak punya biaya untuk mendapatkan pendidikan, memang pada saat itu ada sebuah sekolah yang di sediakan oleh Jepang namun, orang-orang yang ingin bersekolah tersebut di wajibkan berpindah keyakinan seperti keyakinan yang di anut oleh bangsa Jepang, jika mereka tidak mau, mereka tidak di perkenankan untuk bersekolah di sekolah yang telah di sediakan oleh jepang.
            Pada saat itu nenek Neyya tidak merasakan system kerja paksa yang diberlakukan oleh jepang, di karnakan usianya yang belum produktif. Tetapi lain halnya dengan kakaknya beliau lah yang mengalami kerja paksa tersebut. Pada saat itu kakaknya dipaksa bekerja kepada jepang dan di bawa pada malam hari oleh tentara jepang agar tidak di ketahui oleh keluarganya. Beliau di bawa oleh tentara jepang ke Cikotok, Bogor (Jawa Barat). Setelah kerja paksa selama beberapa bulan kakak dari nenek Neyya tersebut di kembalikan kerumah asalnya dalam keadaan kurus dan sakit-sakitan, karna kelaparan dan tidak di beri makan. Setelah 1 minggu berada di rumah beliau meninggal dikarnakan sakit yang dideritanya.
Pada masa pendudukan jepang nenek Neyya tidak merasakan peraturan-peraturan khusus yang di berlakukan jepang. Selain itu nenek Neyya tidak pernah keluar rumah dikarnakan takut akan sikap jepang yang sangat kejam, jangankan untuk bertemu melihatnya saja sudah tidak mau.
            Pada masa pendudukan jepang system yang di anut masih menggunakan system barter (tukar menukar barang). Karna pada masa itu belum ada warung atau kedai untuk membeli barang-barang atau makanan.
            Sekarang nenek Neyya sendiri sudah berusia 93 tahun, dan beliau sangat bersyukur karna bisa hidup sampai sekarang dan selamat dari ancaman jepang. Dan ada satu pengalaman yang tidak dapat di lupakan oleh beliau yaitu, pada saat itu orang tuanya sangat menderita di jajah oleh tentara jepang. Untuk mendapatkan makanan saja sangat terbatas dimana, dalam satu kepala keluarga hanya di beri setengah cangkir perhari. Dengan adanya hal tersebut sungguh sangat tidak cukup dan masih sangat kekurangan.


 


Foto Bersama Nara Sumber :)
HASIL WAWANCARA
Nama : H. As Rojali
Umur : 83 tahun
Alamat : Komp. Danamon

Hasil Wawancara Narasumber 2

            Kakek Rojali adalah salah seorang warga Indonesia yang mengalami masa kependudukan Jepang yang berlangsung di Indonesia. Pada saat penjajahan Jepang berlangsung, kakek Rojali berusia 12 tahun. Saat itu beliau sempat mengenyam bangku sekolah sampai ia mendapatkan ijazah SD. Keadaan keluarganya saat itu sangat serba kekurangan sampai mendapatkan makanan untuk sehari-hari saja sulit, bukan saja sulit karna ketidak adanya makanan yg bisa dimakan. karna setiap masyarakat indonesia yang memiliki makanan atau pun hanya sekedar membeli ikan asin dari pasar saja, bila sampai di ketahui oleh tentara jepan maka itu akan di ambil paksa jita tidak mau memberikan maka akan di injak" bahkan sampai mati. tentara Jepang juga mengambil dan memonopoli semua SDA yang ada di Indonesia.
Pada masa kependudukan Jepang kakek Rojali sendiri tidak pernah mengalami yang namanya kerja paksa (romusha) yang di berlakukan oleh tentara Jepang, namun yang merasakan semua itu adalah orang tua dari kakek Rojali. Pada saat itu ia hanya diam di rumah bersama ibunya. Sedangkan ayahnya di paksa untuk mengikuti romusha. Ayahnya di bawa secara paksa dan di bawa ke Borneo oleh Jepang.
Namun disaat meraka serius belajar, dan ketika terdengar suara sirine ataupun suara pesawat lewat dari bangsa jepang, maka semua murid di haruskan berlindung di bawah meja belajar. Hal ini di karnakan agar tentara Jepang tidak melakukan sidak ataupun hal-hal yang tidak diinginkan dan memang di wajibkan oleh guru-guru mereka.                                                                                       
Dan pada saat kami menanyakan bagaimana keadaan sekolah pada saat itu sangat mnyedihkan dan iba karena hanya terbuat dari
bilik bambu yang mungkun kalau di bandingkan dengan sekolah zaman sekarang berbeda jauh. Peraturan yang diberikan jepang kepada murid-murid itu terutama rambut harus di plontos. Mata pelajaran yang di ajarkan di sekolah tersebut mungkin lebih menjorok ke bahasa karena ada beberapa bahasa yang harus di pelajari yaitu bahasa jawa, terutama warga sendiri harus mnguasai bahasa jepang agar mudah berinteraksi denggan para tentara Jepang.
            Pada saat di tetapkannya kerja paksa yaitu dalam bahasa Jepangnya (romusha) semua orang dewasa harus atau di wajibkan melakukan kerja paksa tersebut. Perasaan kakek Rojali sendiri pada saat itu mungkin sangat bergejolak karena melihat orang di sekitarnya di perlakukan dengan seenaknya oleh tentara Jepang. Dan juga ada sanak saudara kakek Rojali yang di tendanng dan di injak-injak oleh tentara Jepang dengan kejam di depan mata kepalanya sendiri hingga meninggal dunia. Kakek Rojali hanya bisa diam dan bersedih karena tidak dapat berbuat apa-apa karena masih berusia 12 tahun dan juga takut akan perlakuan tentara Jepang.
            Pada saat itu kakek Rojali sangat kesusahan karena semua kekayaan SDA sudah di rampas oleh Jepang semua. Tetapi pada saat kakek Rojali itu sudah di berlakukannya system uang untuk melakukan perdagangan.
            Hal yang masih sering teringat oleh kakek Rojali pribada adlah pada saat orang tuanya di bawa paksa oleh tentara Jepang, dan juga pada saat pamannya di perlakukan keji oleh Jepang sampai meninggal dunia di depan mata kepala kakek Rojali sendiri.
            Bersyukurlah kita karena hidup di zaman sekarang yang serba berkecukupan dengan semua keperluan yang di sediakan oleh orang tua dan fasilitas yang di berikan oleh pemerintah. Tanpa penjajahan fisik, tanpa perilaku yang kjam kita sudah dapat merasakan fasilitas.
Kebijakan Pemerintahan Militer Jepang

Upaya Jepang untuk mempertahankan Indonesia sebagai wilayah kekuasaannya serta menarik simpati rakyat Indonesia meliputi bidang-bidang:
  • Bidang Sosial Ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan perang Jepang dan industrinya, maka Jepang melakukan eksploitasi terhadap sumber kekayaan alam Indonesia. Hal ini berupa eksploitasi dibidang hasil pertanian, perkebunan, hutan, bahan Tambang, dan lain-lain.
·          Bidang Politik
ImageDalam usaha menarik simpati bangsa Indonesia dengan tujuan agar rakyat mau membantu Jepang dalam Perang Asia Timur Raya, Jepang mengumandangkan semboyan 3A yakni: “Jepang Cahaya Asia, Jepang Pelindung Asia, Jepang Pemimpin Asia”. Hal ini menyatakan bahwa kehadiran Jepang di Asia, termasuk Indonesia adalah untuk membebaskan Asia dari penjajahan bangsa Barat, Jepang menyebut dirinya sebagai saudara tua bangsa Indonesia yang akan membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda.
·         Bidang militer
Kekuasaan Jepang atas wilayah Indonesia memiliki arti penting, khususnya dalam bidang militer. Para pemuda bangsa Indonesia diberikan pendidikan militer melalui organisasi PETA. Pemuda-pemuda yang tergabung dalam PETA inilah yang nantinya menjadi inti kekuatan dan penggerak perjuangan Indonesia mencapai kemerdekaanya.
·         Sosial Budaya
Dibidang sosial, kehadiran Jepang selain membuat rakyat menderita kemiskinan karena kekurangan sumber daya alam, hal lain juga terjadi yang berupa pemanfaatan sumber daya manusia. Pengerahan tenaga manusia untuk melakukan kerja paksa (Romusha) serta dilibatkannya para pemuda untuk masuk dalam organisasi militer maupun semi militer. Dibidang budaya terjadi keharusan menggunakan bahasa Jepang di samping bahasa Indonesia. Rakyat juga diharuskan membungkukkan badan kearah timur sebagai tanda hormat kepada kaisar di Jepang pada setiap pagi hari (Seikerei).
·         Bidang edukasi / pendidikan
Pemerintah pendudukan Jepang memberikan kesempatan pada masyarakat Indonesia untuk mengikuti pendidikan pada sekolah-sekolah yang di bangun oleh pemerintah. Di samping itu, bahasa Indonesia di gunakan sebagai bahasa perantara pada sekolah-sekolah serta penggunaan nama-nama di Indonesiakan. Namun tujuan Jepang hanya untuk menarik simpati dan mendapatkan bantuan dari rakyat Indonesia dalam mengahadapi lawan-lawannya pada perang pasifik.
Dampak pendudukan Jepang di Indonesia adalah sebagai berikut.
  •  Keuntungan:
  1. Kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk menjadi birokrat.
  2. Bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
  3. Status sosial pribumi mengalami kenaikan.
  4. Adanya kesempatan bagi rakyat Indonesia untuk memperoleh pendidikan / bersekolah.
  5. Dengan berdirinya PETA, para pemuda dapat memperoleh pendidikan militer dan penanaman jiwa nasionalis.
  6. dsb.
  •  Kerugian :
  1. Semua organisasi politik dilarang untuk beraktivitas.
  2. Kesengsaraan rakyat karena adanya Romusha.
  3. Kontrol media cetak dan elektronik yang kuat.
  4. Alam Indonesia diekspoitasi secara besar-besaran.
  5. Banyak para pejuang yang dihukum mati.
  6. Pemerintahan Jepang yang kejam karena berbau fascis (adanya polisi militer yang kejam)
  7. Banyak wanita Indonesia yang dijadikan Jogunianfu. 
Di awal tahun 1945 ,Jendral McArthur ,Panglima Komando Pertahanan Pasifk Barat Daya melancarkan siasat lompat katak (leapfrogging) untuk membalas Jepang .Satu per satu wilayah yang dikuasai Jepang baik di Asia maupun Pasifik berhasil direbut kembali oleh sekutu .Tidak lama kemudian Amerika Serikat membom Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6 Agustus dan 9 Agustus 1945. Kedua peristiwa pemboman tersebut membuat Jepang mau tidak mau harus menyerah, apalagi Amerika Serikat yang termasuk dalam Sekutu telah mengeluarkan ultimatum bagi Jepang agar menyerah. Pada akhirnya Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 (tanggal 14 Agustus 1945 waktu New York).Dengan demikian Perang Pasifik berakhir dan kekuasaan Jepang di Indonesia pun berakhir.

Perhimpunan Indonesia


Indische Vereeniging



Indische Vereeniging atau Perhimpunan Hindia adalah organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda yang berdiri pada tahun 1908.

Indische Vereeniging berdiri atas prakarsa Soetan Kasajangan Soripada dan R.M. Noto Soeroto yang tujuan utamanya ialah mengadakan pesta dansa-dansa dan pidato-pidato.
Sejak Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantara) masuk, pada 1913, mulailah mereka memikirkan mengenai masa depan Indonesia. Mereka mulai menyadari betapa pentingnya organisasi tersebut bagi bangsa Indonesia. Semenjak itulah vereeninging ini memasuki kancah politik. Waktu itu pula vereeniging menerbitkan sebuah buletin yang diberi nama Hindia Poetera, namun isinya sama sekali tidak memuat tulisan-tulisan bernada politik.


Perhimpunan Indonesia

Semula, gagasan nama Indonesisch (Indonesia) diperkenalkan sebagai pengganti indisch (Hindia) oleh Prof Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander (pribumi) diganti dengan indonesiĆ«r (orang Indonesia)  (Lihat: Sejarah nama Indonesia).
Pada September 1922, saat pergantian ketua antara Dr. Soetomo dan Herman Kartawisastra organisasi ini berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging. Saat itu istilah "Indonesier" dan kata sifat "Indonesich" sudah tenar digunakan oleh para pemrakarsa Politik Etis. Para anggota Indonesische juga memutuskan untuk menerbitkan kembali majalah Hindia Poetra dengan Mohammad Hatta sebagai pengasuhnya. Majalah ini terbit dwibulanan, dengan 16 halaman dan biaya langganan seharga 2,5 gulden setahun. Penerbitan kembali Hindia Poetra ini menjadi sarana untuk menyebarkan ide-ide antikolonial. Dalam 2 edisi pertama, Hatta menyumbangkan tulisan kritik mengenai praktik sewa tanah industri gula Hindia Belanda yang merugikan petani.
Saat Iwa Koesoemasoemantri menjadi ketua pada 1923, Indonesische mulai menyebarkan ide non-kooperasi yang mempunyai arti berjuang demi kemerdekaan tanpa bekerjasama dengan Belanda. Tahun 1924, saat M. Nazir Datuk Pamoentjak menjadi ketua, nama majalah Hindia Poetra berubah menjadi Indonesia Merdeka. Tahun 1925 saat Soekiman Wirjosandjojo nama organisasi ini resmi berubah menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).
Hatta menjadi Voorzitter (Ketua) PI terlama yaitu sejak awal tahun 1926 hingga 1930, sebelumnya setiap ketua hanya menjabat selama setahun. Perhimpunan Indonesia kemudian menggalakkan secara terencana propaganda tentang Perhimpunan Indonesia ke luar negeri Belanda.
Tokoh-tokoh lain yang menjadi anggota organisasi ini antara lain: Achmad Soebardjo, Soekiman Wirjosandjojo, Arnold Mononutu, Prof Mr Sunario Sastrowardoyo, Sastromoeljono, Abdul Madjid, Sutan Sjahrir, Sutomo, Ali Sastroamidjojo, dll.



* Latar Belakang:

* Max Havelaar karangan Douwes Dekker atau Multatuli menentang praktek tanam paksa
          di daerah Lebak, Baron van Hoevel mengkritik penyelewengan tanam paksa.
* Theodore van Deventer, menuntut penghapusan tanam paksa.
          Dikenal sebagai politik etis atau politik balas budi.
          Dilaksanakan th 1901:[edukasi, irigasi, transmigrasi]
* Untuk anak Eropa dan Bumiputera kelas atas ada sekolah [HIS, MULO, AMS,
          Kweekschool, STOVIA, THS]
* Pendidikan dianggap menaikkan status sosial anak
* Pendidikan menimbulkan golongan cendekiawan/pelajar

*Perlawanan Bangsa Indonesia
a. Sebelum tahun 1908 - bersifat lokal - tidak menggunakan organisasi modern - bergantung kepada seorang pemimpin 
b. Sesudah tahun 1908 - bersifat nasional - menggunakan organisasi modern - tidak bergantung pada seorang pemimpin 

* Faktor pengaruh tumbuhnya pergerakan nasional di Indonesia
Faktor dari dalam  
1. Penderitaan akibat praktek-praktek kolonialisme yang menumbuhkan perasaan senasib dan sepenanggungan 
2. Politik Etis menumbuhkan golongan cendekiawan dan menjadi pelopor pergerakan nasional 
Faktor dari luar 
1. Kemenangan Jepang melawan Rusia dalam perang tahun 1905 
2. Adanya pergerakan nasional di negara lain seperti India, Fillipina, Cina, Turki 

*Klasifikasi pergerakan nasional berdasar sifat gerakan: 
Kooperatif : Kerjasama dengan penjajah 
Non-Kooperatif : tidak bekerjasama dengan paragraf 

*Klasifikasi berdasar misi: 
Sifat misi - radikal [IP, PKI, PNI, Partindo, Gerindo] - moderat [PSII, PII, BU, Parindra] Prinsip perjuangan - Kooperatif [BU, PSII, Gerindo] - Non-kooperatif [PKI, PNI, Partindo] - Insidental [Parindra][ada pada saat dibutuhkan] Dasar gerakan politik - Kebangsaan [PNI, Partindo, Parindra, BU, IP, Gerindo] - Internasional [PKI] - Agama [PSII, PII]

* ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL
Budi Utomo
Didirikan tanggal 20 mei 1908 [sekarang Hari Kebangkitan Nasional] Didirikan dr. Sutomo, dr. Ciptomangunkusumo, dan dr. Gunawan [pelajar STOVIA] 
Sarekat Islam 
* Semula bernama SDI, yg didirikan di Surakarta 1909. Oleh KH. Samanhudi 
* Bidang agama dan perdagangan 
* 1911, SDI berubah jadi Sarekat Islam. 
* Dipimpin HOS. Cokroaminoto 
* Tokoh lain: H. Agus Salim, Abdul Muis. Indische Partij 
* Didirikan RM. Suwardi Suryaningrat, dr Cipto Mangunkusumo, EFE. Douwes Dekker, 1912, Bandung. 
* Suwardi Suryaningrat mengkritik perayaan 100 tahun kemerdekaan Belanda dengan tulisan Als ik een Nederlander was [andai aku seorang Belanda] 
* Kihajar Dewantara, dr. Cipto Mangunkusumo, Douwes Dekker, dibuang ke Belanda. 
Perhimpunan Indonesia [tadinya bernama Indische vereeniging]  
* Didirikan oleh pelajar Indonesia di negeri Belanda 1922. 
* Tokoh: Moh. Hatta, Ahmad Subardjo, Natzir Pamontjak, Abdul Majid Joyodiningrat. 
* PI menuntut Indonesia Merdeka 1926, anggota PI mengikuti Kongres Liga Anti Imperialisme di Brussel, Belgia. Pemimpin PI akhirnya ditangkap Belanda, tetapikembali dibebaskan, karen tidak terbukti bersalah 
Indische Sociaal Democratische Vereeniging [ISDV] 
*Dikembangkan Sneevliet 
* ISDV melakukan penetrasi ke tubuh organisasi pergerakan, antara lain SI, melalui Semaun dan Darsono. 
* SI pecah jadi 2: * SI Merah condong ke paham sosialis * SI putih mempertahankan asas dan tujuan SI 
* Semaun adalah pimpinan SI Merah, setelah kelusr dari SI Merah ia mendirikan PKI PKI berkaitan dengan komitern di Moscow, Uni Soviet. 
* PKI mempengaruhi petani dan rakyat kecil 
* 1926, pemberontakan PKI di Madiun. Oleh Alimin dan Tan Malaka, tapi gagal. 
PNI 
* Didirikan tahun 1927, Bandung. 
* Oleh pelajar yang tergabung dalam Algemeene Studie Club dengan ketua Ir. Soekarno. 
* PNI membahayakan Belanda. Maka tokoh-tokoh PNI ditangkap dan dimasukkan dalam penjara Sukamiskin, Bandung. Dalam penjara Ir. Soekarno menulis pidato "Indonesia Menggugat" 
* Ir. Soekarno diganti oleh Mr. Sartono. Mr. sartono kemudian membubarkan PNI dan membentuk Partindo. 
* Moh. Hatta yang tidak setuju pembentukan Partindo membentuk PNI Baru 
* Ir. Soekarno bergabung dengan Partindo. 
* Ir. Soekarno ditangkap dan dibuang ke Endi, Flores. Moh. Hatta dan Syahrir dibuang ke Bandaneira.
Organisasi yang bersifat kooperatif 
* PBI, GAPI, Parindra. 
Perjuangan organisasi melalui Volksraad, 1918.  
Masa Gubernur Tjarda Van Starkeborgh. 
Tujuan: mendapat perwakilan rakyat Indonesia dalam pemerintahan 
Organisasi pergerakan dalam bidang sosial, pendidikan, keagamaan dan kewanitaan  
* Muhammadiyah, Taman Siswa, INS, NU, Sekolah Kautamaan Istri, Wanita Susilo, dll 
* Organisasi pemuda yang bersifat kedaerahan : Tri Koro Dharmo[yang pertama], Jong sumatranen Bond, Jong Celebes, Jong Minahasa, Jong Java, Jong Batak, Jong Pasundan,dll

*SUMPAH PEMUDA
1. 1926, Kongres Pemuda I, Surabaya. Mendirikan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia[PPPI] 
2. 28 Oktober 1928, Kongres Pemuda II
Sumpah Pemuda Kami putra putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu tanah air Indonesia Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yangsatu bangsa Indonesia Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia

* Pada Kongres Pemuda II, Lagu Indonesia Raya, WR. Supratman, untuk pertamakali
  dinyanyikan dengan instrumental
* Dibentangkan simbol merah putih waktu itu. 

SUMBER INFORMASI
  • id.m.wikipedia.org/wiki/Indische_Vereeniging
  • l32central.tripod.com/pergerakan.htm